Jakarta, 8 Februari 2025 –
Harga beras di berbagai daerah mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Berdasarkan data dari judi bola Badan Pusat Statistik (BPS), harga beras premium kini mencapai Rp16.000 per kilogram, sementara beras medium naik menjadi Rp14.500 per kilogram.
Kenaikan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk musim kemarau panjang akibat fenomena El Niño, yang berdampak pada hasil panen petani di berbagai daerah. Selain itu, kenaikan harga pupuk dan ongkos distribusi juga memperburuk kondisi pasar.
Keluhan Masyarakat dan Pedagang
Kenaikan harga beras membuat banyak masyarakat mengeluh karena biaya hidup semakin tinggi. Siti, seorang ibu rumah tangga di Jakarta Selatan, mengaku harus mengurangi pembelian beras karena harga yang semakin mahal.
“Dulu saya bisa beli 10 kg beras untuk satu bulan, sekarang hanya bisa beli 7 kg. Belum lagi harga kebutuhan lain juga ikut naik,” ujarnya.
Di sisi lain, pedagang di pasar tradisional juga mengaku kesulitan menjual beras karena daya beli masyarakat menurun. Hendra, seorang pedagang di Pasar Senen, mengatakan bahwa penjualannya turun hingga https://nformerdev.ok.gov/ 30% dalam sebulan terakhir.
“Biasanya dalam sehari saya bisa menjual 50-60 kg beras, sekarang paling banyak hanya 30 kg. Banyak pelanggan yang memilih membeli beras kualitas lebih rendah,” jelasnya.
Langkah Pemerintah Mengatasi Kenaikan Harga
Menanggapi kondisi ini, Kementerian Perdagangan bersama Badan Urusan Logistik (Bulog) berencana melakukan beberapa langkah untuk menekan harga, di antaranya:
✅ Menambah stok beras subsidi di pasar tradisional dan ritel modern.
✅ Meningkatkan impor beras dari negara mitra seperti Thailand dan Vietnam.
✅ Mempercepat distribusi bantuan pangan bagi masyarakat kurang mampu.
Menurut Direktur Utama Bulog, Bayu Krisnamurti, pihaknya telah menyiapkan 500 ribu ton beras cadangan untuk http://features.nzherald.co.nz/pkv-games/ menjaga stabilitas harga di pasar.
“Kami akan menggelontorkan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) ke pasar untuk menekan lonjakan harga yang terjadi,” katanya.
Prediksi Harga ke Depan
Para ekonom memperkirakan harga beras masih akan fluktuatif dalam beberapa bulan ke depan, terutama jika pasokan dari panen lokal belum mencukupi. Namun, jika impor berhasil dilakukan tepat waktu, harga beras bisa kembali stabil dalam triwulan kedua tahun ini.
“Pemerintah perlu memastikan distribusi berjalan lancar dan tidak ada spekulan yang menimbun beras,” ujar Dr. Anton Gunawan, ekonom dari Universitas Indonesia.
Kesimpulan
Lonjakan harga beras saat ini menjadi tantangan besar bagi masyarakat dan pemerintah. Dengan langkah-langkah stabilisasi yang tepat, diharapkan harga dapat kembali normal dan daya beli masyarakat tetap terjaga.